KONSEP NYERI
A.
Definisi Nyeri
Nyeri
didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
B.
Fungsi Nyeri
a. Sebagai Protektif
b. Sebagai Tanda Peringatan
(Potter dan Perry, 2006).
C.
Sifat-sifat Nyeri
a.
Subjektif, sangat individual.
b.
Tidak menyenangkan.
c.
Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi.
d.
Melelahkan dan menuntut energi seseorang.
e.
Dapat mengganggu hubungan personal dan
mempengaruhi makna kehidupan.
f. Tidak dapat diukur secara objektif,
seperti dengan menggunakan sinar-X atau pemeriksaan darah.
g.
Mengarah pada penyebab ketidakmampuan.
(Mahon,1994 dalam Potter dan Perry, 2006)
D. Penyebab Nyeri
a. Thermik : Disebabkan oleh perbedaan suhu yang ekstrim
b. Chemik : Disebabkan
oleh bahan/zat kimia
c. Mekanik : Disebabkan
oleh trauma mekanik
d. Elektrik : Disebabkan
oleh aliran listrik
e. Psikogenik
: Nyeri yang tanpa diketahui adanya kelainan fisik, bersifat psikologis
f. Neurologik
: Disebabkan oleh kerusakan jaringan syaraf
(Paice, 1991 dalam Potter dan
Perry, 2006)
E.
Fisiologis Nyeri
a. Resepsi
b. Teori Pengontrolan Nyeri
c. Persepsi
d.
Reaksi
e. Respons Fisiologis
f. Respons Perilaku
(Paice, 1991 dalam Potter dan Perry,
2006)
F. Jenis Nyeri
a. Nyeri Perifer.
b. Nyeri Sentral
c. Nyeri Psikogenik
(Mubarak dan Chayatin,
2008).
G. Bentuk Nyeri
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronis
(Mubarak dan Chayatin,
2008).
H. Intensitas Nyeri
Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10
(Smeltzer & Bare, 2002)

Keterangan:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan (pasien dapat
berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (pasien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti perintah dengan baik).
7-9
: Nyeri berat terkontrol (pasien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respons terhadap tindakan,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat
diatasi dengan teknik relaksasi dan distraksi).
10 : Nyeri berat
terkontrol (Pasien tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Kebudayaan
d. Makna Nyeri
e. Ansietas
f. Keletihan
g. Pengalaman Sebelumnya
h. Gaya Koping
i. Dukungan Sosial dan Keluarga
(Potter dan Perry, 2006).
J. Pengkajian nyeri OPQRSTUV
Onset : Tentukan kapan rasa tidak
nyaman dimulai. Kapan mulainya? Akut atau bertahap?
Provokasi : Tanyakan apa yang
membuat nyeri atau rasa tidak nyaman memburuk, apakah posisi? Apakah bernafas
dalam atau palpasi pada perut membuatnya lebih buruk? Apakah nyeri menetap?
Quality : Kualitas, nilailah jenis
nyeri yang menanyakan pertanyaan terbuka : seperti apa nyeri yang anda rasakan?
Atau berikan alternatif : terdapat banyak jenis nyeri, apakah nyeri yang anda
rasakan lebih seperti rasa berat, tekanan, terbakar, teriris, nyeri tumpul,
tajam atau seperti ditusuk jarum?
Radiation/Region : adalah
daerah perjalanan nyeri menjalar, tanyakan apakah nyeri menjalar ke bagian
tubuh yang lain.
Severity : keparahan atau intensitas
nyeri, berikan nilai nyeri pada skala 1-10. Setelah beberapa menit pemberian
oksigen atau pil nitrogliserin nilai kembali.
Treatment : Usaha meredakan
nyeri. Tanyakan tindakan apa yang dilakukan pasien untuk mengatasi nyerinya?
Understanding : Bagaimana persepsi
nyeri klien? Apakah pernah merasakan nyeri sebelumnya? Jika iya, apa
masalahnya?
Values : Tujuan dan harapan untuk
nyeri yang diderita pasien.
(Marlynn Jackson dan Lee Jackson, Keperawatan klinis,
Penerbit Erlangga) dan (Respon Nyeri, Ns.Faida Annisa, S.Kep, 2013)
NYERI APENDIK
Kasus :
Ny. R, 21 tahun, datang
ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dan perutnya terasa perih. Wajah klien
tampak menyeringai sambil memegangi perutnya. Klien mengatakan bahwa beberapa
jam yang lalu sebelum MRS klien mengonsumsi makanan pedas dan asam, klien juga
mengatakan nyeri terasa semakin parah ketika sedang batuk, berjalan atau melakukan
gerakan lain yang mengguncang tubuh berasa senut-senut seperti ditusuk-tusuk
jarum. Klien mengatakan nyeri yang dialaminya sering timbul hilang ketika
klien relaksasi nafas dan minum obat
analgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Klien menyeringai ketika perut bagian
kanan bawah ditekan, klien mengatakan jika diskala 1-10 nyeri yang dirasakannya
berada pada skala 7.
Pengkajian :
O : Klien mengatakan terasa nyeri semakin parah ketika sedang batuk,
berjalan atau gerakan lain yang mengguncang tubuh
P : Klien mengatakan nyeri setelah mengonsumsi makanan yang pedas dan
asam
Q : Klien mengatakan bahwa nyeri terasa senut-senut seperti
ditusuk-tusuk jarum
R : Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah saat ditekan
S : Pada skala 1-10 klien mengatakan bahwa nyeri berada pada skala 7
T : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang jika klien menarik nafas
melalui hidung dan menahan dalam hitungan ketiga dihembuskan melalui mulut dan
untuk menghilangkan rasa nyeri klien memberi obat analgesik yaitu tramadol
U : Klien berpresepsi bahwa nyeri yang dirasakan sudah berkali-kali
terjadi dan dikarenakan masalah gangguan pola makan yang sama seperti ketika
setelah mengonsumsi makanan pedas
V : Klien berharap rasa nyeri berkurang dan hilang
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Salemba Medika, Jakarta.
Mubarak W., Chayatin N. 2007. Kebutuhan Dasar
Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Potter P. A., Perry A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Smeltzer S. C., Bare G. B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tamsuri A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar