Kamis, 22 Mei 2014

PSIKOLOGI ABNORMAL



PSIKOLOGI ABNORMAL


Rounded Rectangle: Diajukan kepada
Akademi Keperawatan “Kerta Cendekia” Sidoarjo
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan “Makalah Psikologi Abnormal”
mata kuliah Psikologi
 










Logo AKC





Nama Kelompok :
1. Zajilatun Nikmatur A           (1301042)
2. Dita Puspita S                     (1301069)
3. Aidatur Rochmah                (1301073)
4. Vanda Nita N                      (1301077)





AKADEMI KEPERAWATAN “KERTA CENDEKIA”
S I D O A R J O


DESEMBER 2013

PSIKOLOGI ABNORMAL
A.                PENGERTIAN PSIKOLOGI ABNORMAL
Psikologi abnormal adalah suatu cabang dari psikologi yang mempelajari tentang prilaku yang abnormal (abnormal behavior), kususnya yang berkaitan dengan patologis yang di sebut juga sebagai gangguan prilaku ( behavior disorder)
Standart prilaku normal itu sendiri bervariasi, misalnya perbedaan kultur atau budaya, di indonesia meludahi orang lain berarti prilaku tidak sopan, namun di belahan dunia lain meludahi orang yang baru datang berarti menyambut nya dan sebagainya.
Menurut Szasz, prilaku seseorang di anggap patologis apabila prilaku yang di pelajarinya secara minimal sekalipun tidak mampu memenuhi apa yang di harapkan oleh masyarakat nya. Jadi dapat di simpulkan bahwa konsep gangguan jiwa itu meliputi adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom prilaku atau sindrom psikologi, gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan, an menimbulkan di sabilitas.
B.                 PENGERTIAN PRILAKU ABNORMAL
Perilaku abnormal adalah suatu penyimpangan perhitungan statistik, yang mendasarkan gejala-gejala kejiwaan maupun ukuran prilaku pada nilai rerata.
Penyimpangan juga dapat dilihat dari fungsi optimal. Difinisio abnormal dapat di lihat dari perilaku sebagai akibat dari ganguan yang sifatnya biologis ( fisik), fisiologis dan sosial. Bila di tinjau dari krieria biologis seseorang yang sakit fisiknya,berarti dapat tidaj berfungsi optimal dalam hidupnya karna ganguan fisik, misalnya sakit jantung, sakit gigi, dengan kondisi psikis dan sosisal,tetapi banyak kasus yang menujukkan penyimpngan psikis dan sosial justru bersumber dari kondisi ganguan fisik.
Usaha untuk mengatasi adalah mengurangi unsur dopamine,sehingga perilakunya menjadi normal kembali.
Kriteria perilaku Abnormal secara dapat di katagorisasiakan sebagai berikut :
1.    Segi Biologis : tingkat abnormal dari unsur biokimia dalam sistem saraf.gejala fisik,terlihat dari tidur,nafsu makan dan tingkat energi. adanya gangguan dalam struktur dan fungsi dari bagian-bagian dalam otak.
2.    Segi Psikologis : pengalaman pada persepsi dan penginderaan (sensori) yang luar biasa.fungsi kongnitif yang mundur atu aneh.Status emosi terganggu. Distress personal : perilaku menyimpang..
3.    Segi Sosial : bertentangan dengn norma – norma sosial. Berbahaya bagi orang lain.
Perilaku abnormal dapat dilakukan dengan pendekatan tiga prespektif :
1.              Frekuensi statistik
2.              Norma sosial, dan
3.              Penyimpangan prilaku
Tinjauhan dari prespektif kedua adalah  normal sosial,perilakunya benar-benar  menyimpang dari penerimaan standart sosial, nilai-nilai yang berlaku, dan norma-norma pada umumnya . Prespektif ketiga memandang perilaku apnormal,bertentangan dengan fungsi hidup kemampuan individu dalam masyarakat .Inti penjelasan prilaku normal atau abnormal berkaitan dengan banyaknya informasi yang dimungkinkan untuk diperoleh,agar suatu diagnosa dapat dilakukan hal penting agar dilakukan agar jelas,apakah suatu prilaku itu dapat digolangkan sebagai perilaku normal atau abnormal.
Beberapa prilaku abnormal disalah artikan dengan prilaku neksentrif  bebrapa kasus terdapat kesulitan untuk membedakan prilaku abnormal. Membantu hasil suatu diagnosa,perlu diperhatikan sejumlah faktor berkaitan dengan waktu,umur dan intensitas prilaku. Perilaku aneh yang berbeda dari orang-orang umumnya. Miasalnya ada orang-orang yang marah tanpa sebab , orang yang hidupnya suka menyendiri,atau ada orang yang murung berkepanjangan,sehingga tidak mampu mengerjakan tugas sehari-hari .
Gangguan psikis merupakan pengalaman yang dapat dialami setiap orang,dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Seseorang mengalami gangguan psikis (strees,cemas,depresi,rasa bersalah dan sebagainya).
KEPRIBADIAN PSIKOPATI
Psikopat dalam ilmu psikologi merupakan bentuk gangguan kepribadian,dimana penderita bertendensi narsistis dan juga anti sosial. Seoarang psikopat tidak pernah mengakui atau merasakan bahwa dirinya sakit atau memiliki gangguan,mereka memiliki kepercayaan diri berlebih atau narsistis mampu mempengaruhi orang lain,tidak merasa bersalah atau menyesal atas setiap tindakannya karena memiliki rasionalisasi pembenaran terhadap prilakunya. Faktor psikososial diantaranya berbentuk rasa takut seseorang untuk menjalin hubungan yang dekat dengan sesama manusia yang berakibat munculnya perasaan cemas,takut dan kwatir secara berlebihan. Faktor biologis terjadi karena adanya perubahan pada psikis kimiawi tubuh yang disebabkan oleh kekuatan,rasa cemas,frustasi,pada seseorang.
Psikopat bersifat manipulatif serta penuh dengan daya pikat. Hal ditunjang oleh kemampuan mereka dalam menentukan titik lemah dalam kepribadian korbannya ,yang dengannya mereka dapat memanipulasi korbannya agar dapat diperlakukan sesuai kehendak mereka seseorang psikopat cenderung sangat sulit untuk bisa disembuhkan bahkan beberapa ahli mengatakan bahwa hal itu adalah mustahil untuk bisa dilakukan.
B.CIRI-CIRI KEPRIBADIAN PSIKOPAT
Beberapa ciri yang mungkin dapat menjadi isyarat adanya gangguan kepribadian psikopat
1.      Pada awalnya menampilkan sikap yang menarik,cenderung dibuat-buat,mempesona,dan menebarkan sikap hangat .
2.      Beranggapan dirinya yang paling penting dan harus diistimewakan,semuanya berpusat pada dirinya.
3.      Sering memperliatkan prilaku yang impulsif (meledak-ledak),sulit menunda dan mengendalikan emosi.
4.      Hubungan pertemanan atau hubungan sosial yang singkat ,sering ganti-ganti pasangan asmara atau ganti-ganti pekerjaan
5.      Sering berbohong,menipu,dan menghianati
C.PENYEBAB PSIKOPAT
1.      Kelainan di otak
2.      Lingkungan
GANGGUAN MENTAL
Penyimpangan gejala patologis dapat dibagi menurut sifat gangguan tubuh :
1.      Genogenic
2.      Histogenic
3.      Chemogenic
Penyebab gangguan psikis :
1.      Prasangka orangtua menetap
2.      Ketidaksanggupan memuaskan keinginan dasar
3.      Kelelahan luar biasa
Gejala-gejala Gangguan Mental
-  Gejala Fisik :
1.    Perubahan tanda-tanda vital
2.    Mual
3.    Kehilangan nafsu makan
Gejala-gejala tingkah laku :
1.      Aktivitas psikomotorik bertambah dan berkurang
2.      Kelakuan yang impulsif
3.      Berbicara dengan bahasa kotor
Gejala- gejala mental :
1.      Mudah terganggu konsentrasinya, proses berpikir terhalang
2.      Obsesi
3.      Ilusi dan halusinasi
Gejala Emosional yang menyimpang :
1.      Keadaan pengingkaran emosi
2.      Keadaan kegembiraan yang berlebihan
REAKSI SOMETIS
Somatic berasal dari bahasa yunani soma yang berarti tubuh. Istilah somatic sama artinya dengan kinestetik. “belajar somatic berarti belajar dengan indera peraba, kinestetik, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar”. Dalam lingkup belajar somatic tidak menghendaki siswa hanya duduk di kursi sambil menuggu sajian materi dari guru melainkan dengan belajar somatic siswa terlibat sepenuhnya dalam pembelajaran. Belajar somatic ini sesuai untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. DePorter mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran kinestetik antara lain :
1.      Gunakan alat bantu saat belajar untuk menimbulkan rasa ingin tau
2.      Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan siswa untuk mempelajari langkah demi langkah
3.      Ciptakan simulasi konsep agar siswa mengalaminya

KONSEP NYERI (pengkajian OPQRSTUV)



KONSEP NYERI
A.    Definisi Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
B.       Fungsi Nyeri
a.    Sebagai Protektif
b.    Sebagai Tanda Peringatan
(Potter dan Perry, 2006).
C.      Sifat-sifat Nyeri
a.         Subjektif, sangat individual.
b.        Tidak menyenangkan.
c.         Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi.
d.        Melelahkan dan menuntut energi seseorang.
e.         Dapat mengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan.
f.        Tidak dapat diukur secara objektif, seperti dengan menggunakan sinar-X atau pemeriksaan darah.
g.        Mengarah pada penyebab ketidakmampuan.
(Mahon,1994 dalam Potter dan Perry, 2006)
D.  Penyebab Nyeri
a.    Thermik : Disebabkan oleh perbedaan suhu yang ekstrim
b.    Chemik : Disebabkan oleh bahan/zat kimia
c.    Mekanik : Disebabkan oleh trauma mekanik
d.    Elektrik : Disebabkan oleh aliran listrik
e.    Psikogenik : Nyeri yang tanpa diketahui adanya kelainan fisik, bersifat psikologis
f.     Neurologik : Disebabkan oleh kerusakan jaringan syaraf
      (Paice, 1991 dalam Potter dan Perry, 2006)

E.   Fisiologis Nyeri
      a.    Resepsi
b.    Teori Pengontrolan Nyeri
      c.    Persepsi
      d.    Reaksi
      e.    Respons Fisiologis
      f.     Respons Perilaku
      (Paice, 1991 dalam Potter dan Perry, 2006)
F.   Jenis Nyeri
a.    Nyeri Perifer.
b.    Nyeri Sentral
c.    Nyeri Psikogenik
(Mubarak dan Chayatin, 2008).
G.  Bentuk Nyeri
a.    Nyeri Akut
b.    Nyeri Kronis
(Mubarak dan Chayatin, 2008).
H.  Intensitas Nyeri
Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10 (Smeltzer & Bare, 2002)

Keterangan:
0      :  Tidak nyeri
1-3   :  Nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6  :  Nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi  nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik).
7-9  :  Nyeri berat terkontrol (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah    tapi masih respons terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan teknik relaksasi dan distraksi).
10 :     Nyeri berat terkontrol (Pasien tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).
I.  Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
a.    Usia
b.    Jenis Kelamin
c.    Kebudayaan
d.    Makna Nyeri
e.    Ansietas
f.     Keletihan
g.    Pengalaman Sebelumnya
h.    Gaya Koping
i.     Dukungan Sosial dan Keluarga
(Potter dan Perry, 2006).
J.   Pengkajian nyeri OPQRSTUV
Onset : Tentukan kapan rasa tidak nyaman dimulai. Kapan mulainya? Akut atau bertahap?
Provokasi : Tanyakan apa yang membuat nyeri atau rasa tidak nyaman memburuk, apakah posisi? Apakah bernafas dalam atau palpasi pada perut membuatnya lebih buruk? Apakah nyeri menetap?
Quality : Kualitas, nilailah jenis nyeri yang menanyakan pertanyaan terbuka : seperti apa nyeri yang anda rasakan? Atau berikan alternatif : terdapat banyak jenis nyeri, apakah nyeri yang anda rasakan lebih seperti rasa berat, tekanan, terbakar, teriris, nyeri tumpul, tajam atau seperti ditusuk jarum?
Radiation/Region : adalah daerah perjalanan nyeri menjalar, tanyakan apakah nyeri menjalar ke bagian tubuh yang lain.
Severity : keparahan atau intensitas nyeri, berikan nilai nyeri pada skala 1-10. Setelah beberapa menit pemberian oksigen atau pil nitrogliserin nilai kembali.
Treatment : Usaha meredakan nyeri. Tanyakan tindakan apa yang dilakukan pasien untuk mengatasi nyerinya?
Understanding : Bagaimana persepsi nyeri klien? Apakah pernah merasakan nyeri sebelumnya? Jika iya, apa masalahnya?
Values : Tujuan dan harapan untuk nyeri yang diderita pasien.
(Marlynn Jackson dan Lee Jackson, Keperawatan klinis, Penerbit Erlangga) dan (Respon Nyeri, Ns.Faida Annisa, S.Kep, 2013)
NYERI APENDIK
Kasus :
            Ny. R, 21 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dan perutnya terasa perih. Wajah klien tampak menyeringai sambil memegangi perutnya. Klien mengatakan bahwa beberapa jam yang lalu sebelum MRS klien mengonsumsi makanan pedas dan asam, klien juga mengatakan nyeri terasa semakin parah ketika sedang batuk, berjalan atau melakukan gerakan lain yang mengguncang tubuh berasa senut-senut seperti ditusuk-tusuk jarum. Klien mengatakan nyeri yang dialaminya sering timbul hilang ketika klien  relaksasi nafas dan minum obat analgesik untuk mengurangi rasa nyeri. Klien menyeringai ketika perut bagian kanan bawah ditekan, klien mengatakan jika diskala 1-10 nyeri yang dirasakannya berada pada skala 7.
Pengkajian :
O : Klien mengatakan terasa nyeri semakin parah ketika sedang batuk, berjalan atau gerakan lain yang mengguncang tubuh
P : Klien mengatakan nyeri setelah mengonsumsi makanan yang pedas dan asam
Q : Klien mengatakan bahwa nyeri terasa senut-senut seperti ditusuk-tusuk jarum
R : Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah saat ditekan
S : Pada skala 1-10 klien mengatakan bahwa nyeri berada pada skala 7
T : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang jika klien menarik nafas melalui hidung dan menahan dalam hitungan ketiga dihembuskan melalui mulut dan untuk menghilangkan rasa nyeri klien memberi obat analgesik yaitu tramadol
U : Klien berpresepsi bahwa nyeri yang dirasakan sudah berkali-kali terjadi dan dikarenakan masalah gangguan pola makan yang sama seperti ketika setelah mengonsumsi makanan pedas
V : Klien berharap rasa nyeri berkurang dan hilang
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Salemba Medika, Jakarta.

Mubarak W., Chayatin N. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Potter P. A., Perry A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
  
Smeltzer S. C., Bare G. B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Tamsuri A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.